Apakah Botak M Bisa Tumbuh Lagi? Begini Penjelasan Dokter Spesialis Kulit

Apa Itu Botak M?

Bentuk garis rambut pria yang mundur bisa membentuk pola menyerupai huruf “M”. Inilah yang dikenal masyarakat sebagai botak M. Dalam dunia medis, botak M adalah salah satu bentuk tanda awal alopecia androgenetik pria (male-pattern hair loss).

Menurut Fitzpatrick’s Dermatology, 10th Edition, pola kebotakan pria biasanya dimulai dari garis rambut yang mundur di area pelipis dan dahi, sehingga terbentuk pola M. Jika tidak ditangani, kebotakanbisa meluas hingga ke puncak kepala (vertex), menyebabkan rambut makin tipis bahkan hingga botak permanen.

Apa Penyebab Botak M?

Botak M disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan hormonal. Hormon dihydrotestosterone (DHT) berperan dalam mengecilnya folikel rambut atau miniaturisasi. Akibatnya, rambut tumbuh lebih tipis, pendek, dan mudah rontok.

Selain itu, faktor-faktor seperti stres, pola makan kurang nutrisi, hingga penuaan juga dapat mempercepat terjadinya botak M (Bolognia etal., 2018).

Apakah jenis Botak dengan pola M ini Bisa Tumbuh Lebat Lagi?

Jawaban singkat: Bisa, namun tergantung dari kondisi folikel rambut.

Jika folikel rambut masih hidup (belum rusak total), ada peluang rambut tumbuh kembali atau setidaknya lebih tebal. Namun, jika kebotakan sudah sangat lanjut dan folikel rambut sudah rusak permanen maka akan lebih sulit pulih.

Berikut beberapa terapi medis modern yang terbukti dalam membantu mengatasi botak M:

✅ Exosome Therapy – Vesikel kecil yang membantu memperbaiki lingkungan folikel rambut sehingga menstimulasi tumbuhnya rambut. Terapi baru yang sangat berpotensial untuk memperbaiki kebotakan, apalagi yang sudah menahun. Sangat efektif, apalagi bila di kombinasikan dengan beberapa terapi lainnya seperti laser, microneedling dan juga hormon. Terapi inovatif ini sudah tersedia di seluruh klinik Stephanie.

✅ Stem Cell Therapy – Sel punca membantu meregenerasi folikel rambut. Apalagi untuk beberapa kasus dimana kebotakan sudah di tahap lanjut.

✅ Minoxidil  – Membantu memanjangkan fase pertumbuhan rambut dan menebalkan rambut tipis. Cocok untukbotak M stadium awal hingga sedang.

✅ Finasteride  – Menghambat hormon DHT penyebab botak M. Efektif untuk pria, tapi harus diawasi dokter karena beberapa efek samping yang mungkin tidak diinginkan. Sehingga penggunaan dosis nya harus tepat.

✅ PRP (Platelet-Rich Plasma) – Plasma dari darah yang kaya akan sel trombosit disuntikkan ke kulit kepala untuk merangsang folikel rambut. Terbukti meningkatkan kepadatan rambut hingga 30%.

✅ Microneedling – Membuat micro-injury di kulit kepala, merangsang faktor pertumbuhan. Lebih efektif jika dikombinasikan dengan minoxidil, exosome, dan juga PRP.

✅ Low-Level Laser Therapy (LLLT) – Laser merah rendah (650-670 nm) membantu merangsang selfolikel rambut. Sudah disetujui FDA untuk alopecia androgenetika.

✅ Transplantasi Rambut – Opsi definitif bila folikel sudah rusak permanen.Memberikan hasil alami bila dilakukan oleh ahli.

Kesimpulannya, “Botak M” bisa tumbuh lagi, terutama bila ditangani sejak awal dan folikel rambut belum rusak secara permanen.

Konsultasikan ke dokter kulit di klinik Stephanie terdekat-mu, agar bisa mendapat terapi yang paling tepat untuk kondisi Anda.

‍

Ref:

·  Ladizinski B, et al. Minoxidil: Update ontherapeutic efficacy and safety. Journalof Dermatological Treatment.2021;32(5):525-531.doi:10.1080/09546634.2020.1763503

·  Gentile P, et al. The Role of Platelet-RichPlasma in Hair Restoration: A Review and Clinical Application Update. DermatologicSurgery. 2022;48(2):214-222.doi:10.1097/DSS.0000000000003278

·  Kim BJ, et al. Microneedling and minoxidilcombination therapy for androgenetic alopecia: A randomized clinical trial. InternationalJournal of Dermatology. 2023;62(4):510-516.doi:10.1111/ijd.16428

·  Anderi R, et al. Stem cell therapy for hairloss: advances and perspectives. StemCell Research & Therapy.2021;12(1):108.doi:10.1186/s13287-021-02114-4

·  Yang R, et al. Exosomes in hair regeneration:Current status and future perspectives. StemCells International.2022;2022:7982132. doi:10.1155/2022/7982132

‍